Pages

Selasa, 20 November 2012

Sukses itu apa?

          
       BEBERAPA hari yang lalu, saya bertemu dengan sahabat lama. Dia amat berbeda. Saya suka dengan cara dia berbicara, berbeda saat dulu SMA, dia amat pendiam. Obrolan kami benar-benar manis, kami membahas tentang Kuningan, masyarakatnya, dan Indonesia. Setelah obrolan itu mengerucut pada manusia dan hakikat kesejahteraan, tiba-tiba saja dia menawarkan sebuah peluang bisnis yang katanya dapat sejahtera mensejahterakan dan merupakan kunci kesuksesan. Saya agak sedikit penasaran. Ternyata, yang dia tawarkan adalah usaha ‘Networking Marketing’ hampir mirip dengan MLM, walaupun dia sendiri tidak mau bisnisnya itu disebut MLM. Ya, apapun itu dia menjelaskan bahwa bisinis ini induknya ada di Malaysia dan dipegang oleh anggota dewan dari partai ternama (dengan bangganya). Dia juga mengatakan bahwa jika kita bekerja keras dalam 3 bulan kita mampu beli mobil, laptop, ataupun motor. Saya sedikit terhenyak dan sedih. ‘Bukan itu makna dari kesuksesan sahabatku, sayang’.

        Ini yang sangat memprihatinkan, pada saat kesuksesan atau kesejahteraan diukur dengan mobil, motor import ataupun dengan kita makan di resto-resto bergengsi titipan negara tetangga ataupun sukses itu adalah memiliki uang banyak. Pola pikir ini yang membuat kesenjangan dimana-mana, pola pikir uang yang membuat kita rakus dan bebas melakukan apapun yang kita mau lakukan dengan mengesampingkan aturan dan orang-orang sekitar kita. Dunia semakin mengerikan dalam pikiran saya jika semua hal dapat dibeli oleh uang, dan sadar ataupun tidak sadar kita pun menjadi para agen kapitalis yang semakin menikam kita dari berbagai sisi.
                Sama halnya seperti wirausaha kolektif yang sedang saya geluti, wirausaha pemberdayaan ibu-ibu rumah tangga di sekitar rumah saya, sampai hari ini keluhannya sama, pasar semakin diperkosa oleh kaum kapitalis dan dipenuhi produk-produk milik negara tetangga. Saya semakin berpikir dan memutar otak membuat inovasi baru walaupun sampai hari ini belum ditemukan (hehe). Apapun itu, sahabat-sahabatku, sayang! Apakah kita dapat dikatakan sukses dan bahagia jika kita sudah memiliki mobil, motor, sedangkan disamping kita masih banyak yang minim pendidikan dan kelaparan? Bukan. Bukan seperti itu sahabatku, sayang. Kesuksesan ataupun kebahagiaan tidak diukur dengan motor dan mobil yang banyak. Tapi bagaimana kita dapat berbagi dengan lingkungan sekitar kita. Ingat, ilmu yang kita dapat bukan untuk memperkaya diri dan melakukan apapun yang kita mau. Karena hak kita pun dibatasi oleh hak-hak orang sekitar kita. Ya, ada hak orang dari ilmu yang kita dapat dan sudah seharusnya kita bagi dan sampaikan. Walaupun saya sendiri masih banyak yang harus dipelajari secara menyeluruh. Oleh karena itu, mohon kritik dan masukannya. Mari sama-sama belajar dan saling berbagi. Semoga bermanfaat. Salam! :)